BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sesuatu
hal dapat terjadi pada setiap orang, baik hal yang buruk ataupun baik,
seperti kondisi stress atau peningkatan kesehatan. Pemahamantentang stress dan akibatnya sangatlah penting
bagi upaya pengobatan dan pencegahan stress itu sendiri. Setiap
orang mengalami sesuatu yang disebutstress sepanjang kehidupannya. Masalah
stress sering dihubungkan dengankehidupan
modern dan sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam
gangguan stress. Para ahli telah banyak meneliti masalah stress,terutama yang bertalian dengan situasi dan
kondisi hidup.
Stres
dapat memberikan stimulus terhadap perkembang dan pertumbuhan, dan dalam
hal ini stress adalah hal positif dan diperlukan. Namun demikian, terlalu
banyak stress dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti, penyesuaian yang
buruk, penyakit fisik danketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap
masalah. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu
hubungan antara peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress
dengan berbagaikelainan fisikdan psikiatrik (Yatkin & Labban, 1992).
Claude
Bernand, tahun 1867, adalah satu dari ahli fisiologi pertamayang mengenali konsekuensi stress. Ia menyatakan
perubahan dalamlingkungan internal dan eksternal dapat mengganggu fungsi
suatu organnismedan hal ini penting bagi organisme untuk mengadaptasi stressor
sehinggaorganisme tersebut dapat bertahan. Walter Cannon, tahun 1920,
menyelidikirespons fisiologis terhadap rangsangan emosional dan penekanan fungsiadaptif
dari reaksi ³melawan atau lari´ (fight or flight). Cannon jugamenunjukan bahwa
respon ini adalah hasil dari penngaruh emosional padatubuh dan bahwa respon
selanjutnya adalah adaptif dan fisiologis (Robinson,1990)
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
itu konsep stress?
2. Bagaimanakah
manifestasi stress?
3. Apa
saja faktor yang mempengaruhi stress?
4. Apa
itu adaptasi?
5. Bagaimana
proses keperawatan management stress untuk perawat?
C.
Tujuan
Adapun
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep stress dan koping
D.
Metode
Penilitian
Dalam
penyususnan makalah ini, metode yang kami gunakan yaitu tinjauan pustaka dan media internet. Kami mencari
sumber dari berbagai media tersebut sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Konsep Stress dan Koping.”
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep Stress
Stress
menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik
terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami bebanatau tugas
yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yangdibebankan
itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugastersebut,
sehingga orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau tindakanini termasuk
respons fisiologis dan psikologis. Stress dapat menyebabkan perasaan negative
atau yang berlawanandengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan
emosional. Stress dapat menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas,
menyelesaikan masalah, berfikir secara umum
dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress dapat
disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor,stressor ialah stimuli yang
mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal.Stressor internal berasal dari dalam diri
seseorang (mis. Kondisi sakit,menopause, dll ). Stressor eksternal
berasal dari luar diri seseorang atau lingkuangan
(mis. Kematian anggota keluarga, masalah di tempat kerja, dll ).
DEFINISI STRES
Pengertian
stress akan berbeda satu dengan lainnya, hal ini bergantung dengan cara
pandang seseorang dalam mendefinisikannya. Ada beberapa pengertian yang
perlu diketahui mahasiswa yaitu,
a. Hans Selye,1976
Stress
adalah rspon tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan
beban atasnya.
b. Emanuelsen & Rosenlicht, 1986
Stress
didefinisikan sebagai respon fisik dan emosionalterhadap tuntutan yang dialami
individu yang diiterpretasikansebagai
sesuatu yang mengancam keseimbangan
c. Soeharto
Heerdjan, 1987
Stres adalah suatu kekuatan yang
mendesak ataumencekam, yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang.
d. Maramis, 1999
Secara umum, yang dimaksud ³Stres
adalah reaksi tubuhterhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan,ketegangan
emosi, dan lain-lain´. ³Stres adalah segala masalahatau tuntutan penyesuaian
diri, dan karena itu, sesuatu yangmengganggu keseimbangan kita´
e. Vincent Cornelli, sebagai mana dikutip
oleh Grant Brecht(2000)
Stres adalah gangguan pada tubuh dan
pikiran yangdisebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yangdipengaruhi
baik oleh lingkungan maupun penampilan individudi dalam lingkungan tersebut.
f. Keliat, B.A. , 1999
Stress adalah realitas kehidupan
setiap hari yang tidak dapatdihindari. Stres disebabkan oleh perubahan yang
memerlukan penyesuaian.
g. Lazarus &
Folkman
, 1984
Stres merupakan hubungan antara
individu denganlingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau melebihikekuatannya dan mengancam kesehatannya.
h. Spilberger (Handoyo, 2001)
Stress adalah tuntutan eksternal
yang mengenai seseorang,misalnya objek-objek dalam lingkungan atau seatu
stimulus yangsecara objektif adalah berbahaya
B.
Manifestasi Stress
Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama
dapat merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity.
Sesuai dengan karakteristik individu, maka responnya berbeda- beda untuk setiap
orang. Seseorang yang mengalami stres dapat mengalami perubahan-perubahan yang
terjadi pada tubuhnya, antara lain :
1. Perubahan warna rambut kusam, ubanan,
kerontokan
2. Wajah tegang, dahi berkerut,
mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat, sulit tersenyum/tertawa dan
kulit muka kedutan (ticfacialis)
3. Nafas terasa berat dan sesak, timbul asma
4. Jantung berdebar-debar, pembuluh
darah melebar atau menyempit (constriksi) sehingga mukanya nampak merah atau
pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari juga menyempit
sehingga terasa dingin dan kesemutan.
5. Lambung mual, kembung, pedih, mules, sembelit atau
diare.
6. Sering berkemih.
7. Otot sakit seperti ditusuk-tusuk,
pegal dan tegang pada tulang terasa linu atau kaku bila digerakkan.
8. Kadar gula meningkat, pada wanita
mens tidak teratur dan sakit (dysmenorhea)
9. Libido menurun atau bisa juga meningkat.
10. Gangguan makan bisa nafsu makan
meningkat atau tidak ada nafsu makan.
11. Tidak bisa tidur
12. Sakit mental-histeris
C.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Stress
Kondisi-kondisi
yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat
diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress
karena kombinasi stressors. Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber
utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Keadaan
lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan
struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan
terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi,
politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian
terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena
stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat.
Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan
pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan
dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang
digunakannya.
2. Faktor Organisasi
Didalam
organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role
demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership.
Pengertian dari
masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Role Demands
Peraturan
dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan
mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin
dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.
b. Interpersonal Demands
Mendefinisikan
tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan
komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan
dapat menyeba bkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan
dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan
menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan
karyawan lainnya.
c. Organizational Structure
Mendefinisikan
tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika
terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka
akan dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.
d. Organizational
Leadership
Berkaitan
dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi.
Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi
dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada
hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik
pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja. Empat
faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya
tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari
adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak
diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau
permintaan-permintaan dimana semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan
dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting
(Robbins, 2001:563).
(3) Faktor Individu
Pada
dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah
ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi
antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang
akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang.
Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat
menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat
menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi dari
keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress terletak pada watak
dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala
stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam
kepribadian seseorang.
D.
Adaptasi
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan
psikososial berubahdalam berespons terhadap stres. Ada banyak bentuk adaptasi, adaptasifisiologis
memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun demikian,mungkin terjadi proses
serupa dalam dimensi psikososial dan dimensilainnya. Suatu proses adaptif
terjadi ketika stimulus dari lingkunganinternal dan eksternal menyebabkan
penyimpangan keseimbanganorganisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya
untuk mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan
refleks,mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan
idealnyadapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan situasi (Selye, 1976, ;Monsen, Floyd dan Brookman, 1992).
E.
Proses
Keperawatan Stress Management Stress untuk Perawat
Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promosi
kesehatan sebagai aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran respon
terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan
berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi
pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.Untuk mencegah
dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat
dilakukan dengan cara :
1.
Pengaturan Diet
dan Nutrisi
Pengaturan diet
dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi dan mengatasi stres
melalui makan dan minum yang halal dan tidak berlebihan, dengan mengatur jadwal
makan secara teratur, menu bervariasi, hindari makan dingin dan monoton karena
dapat menurunkan kekebalan tubuh.
2.
Istirahat dan
Tidur
Istirahat dan
tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan istirahat
dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan
memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
3.
Olah Raga atau
Latihan Teratur
Olah raga dan
latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan
kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan
pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang
penting menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk
memulihkan kebugaran.
4. Berhenti
Merokok
Berhenti
merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat meningkatkan
ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.
5.
Tidak
Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras
merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan
tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin
baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung
alkohol.
6. Pengaturan
Berat Badan
Peningkatan
berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres karena
mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang
akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
7.
Pengaturan
Waktu
Pengaturan
waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stres.
Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan
fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan
waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu.
Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu
berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
8.
Terapi
Psikofarmaka
Terapi ini
dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami stres yang dialami dengan cara memutuskan
jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor psikososial yang
dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif afektif atau psikomotor yang dapat
mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan biasanya digunakan
adalah anti cemas dan anti depresi.
9.
Terapi Somatik
Terapi ini
hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga
diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.
10. Psikoterapi
Terapi ini
dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini
dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi redukatif di mana
psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar pasien mengalami
percaya diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan memberikan
pendidikan secara berulang. Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif,
psikoterapi kognitif dan lain-lain.
11. Terapi
Psikoreligius
Terapi ini
dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan psikologis
mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam mengatasi atau
mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial,
dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.
12.
Homeostatis
Merupakan suatu
keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang
dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres
yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri
untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostatis
adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara stabilitas
dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Homeostatis yang terdapat dalam
tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan syaraf otonom.
Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam tubuh manusia. Dalam
mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat melalui empat
cara di antaranya:
a. Self regulation
di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti dalam
pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
b. Berkompensasi
yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidak normalan dalam tubuh.
c. Dengan cara
sistem umpan balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan
normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila tubuh dalam
keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan mekanisme umpan balik untuk
menyeimbangkan dari keadaan yang ada.
d. Cara umpan
balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Stress menurut Hans Selye 1976
merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan
atau beban atasnya.
Manifestasi
Stress ; Stres
sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi
cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik
individu, maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang.
Faktor yang mempengaruhi stress
yaitu, faktor lingkungan, faktor organisasi, dan faktor individu.
Adaptasi adalah proses dimana
dimensi fisiologis dan psikososial berubahdalam berespons terhadap stress.
Proses Keperawatan stress management
stress untuk perawat ; Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promosi
kesehatan sebagai aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran respon
terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan
berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi
pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.Untuk mencegah
dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Perry and Potter. Alih Bahasa oleh Yasmin Asihdkk. 2005. Jakarta : EGC
Maramis, Willy
F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa. Surabaya. Airlangga UniversitiPress
Hidayat, A Aziz
Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Jakarta :Salemba
Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar